Kamis, 25 September 2008

Sejarah Singkat Kodam XVII/Cenderawasih


      


           Dengan rahmat Tuhan YME, Bangsa Indonesia dapat mengumandangkan kemerdekaan dari Sabang sampai Merauke. Namun demikian makna Proklamasi 17 Agustus 1945 tidak segera dinikmati oleh rakyat Irian Barat karena masih berada dibawah penjajahan Belanda. Pemerintah RI telah berupaya menyelesaikan pengambilan Irian Barat secara damai melalui diplomasi, namun selalu mengalami kegaggalan.

         Dalam suasana konflik dengan Belanda atas penyelesaian pengembalian Irian Barat, Presiden RI Bung karno mengumandangkan Tri Komando Rakyat yang disingkat TRIKORA di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1961. Tri Komando Rakyat ini mendapat respon dan dukungan dari seluruh rakyat Indonesia, termasuk rakyat Irian Barat. Untuk mewujudkan Tri Komando Rakyat tersebut, pada bulan Februari 1962 dibentuk Komando Mandala pembebasan Irian Barat dengan Panglima Mayjen TNI Soeharto.

           Pada tanggal 8 Agustus 1962, Panglima Angkatan Darat membentuk Kodam XVII Irian Barat dengan Surat Keputusan Pangad Nomor : KPTS 1052/ 8/1962 dengan nama lengkapnya Komando Daerah Militer Irian Barat. Selanjutnya tanggal 15 agustus 1962 berlangsung perundingan secara bilateral pemerintah Republik Indonesia dengan Belanda di New york yang menghasilkan penandatanganan Persetujuan Indonesi- Nederland mengenai :

1. Gencatan senjata dilakukan di Irian Barat.
2. Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia melalui PBB.

Sebagai tindak lanjut persetujuan New York tersebut, maka PBB membentuk pemerintahan transisi di Irian Barat, yaitu UNTEA (United Nation Temporary Executive Authority).

        Untuk menyiapkan pengalihan tanggung jawab keamanan dari UNTEA, Pemerintahan Republik Indonesia membentuk satuan tugas yang disebut Kontingen Indonesia Irian Barat (KOTINDO) yang secara taktis dibawah UNTEA yang kemudian menjadi inti Kodam XVII/Irian Barat.

         Pada tanggal 1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan Irian Barat kepada Pemerintah Republik Indonesia, dan selanjutnya pada tanggal 17 Mei 1963 Kodam XVII/Irian barat dirubah menjadi Kodam XVII/Cenderawasih, yang segera melaksanakan fungsinya baik sebagai kekuatan pertahanan keamanan maupun sebagai kekuatan Sosial Masyarakat. Atas dasar fakta sejarah ini, maka pada tanggal 17 mei 1963 ditetapkan sebagai hari jadi Kodam XVII/Cenderawasih.

         Untuk menghadapi pembangunan nasional yang pesat, dan kemungkinan adanya ancaman, maka pemerintah Republik Indonesia memandang perlu mengadakan reorganisasi ABRI. Untuk Jajaran TNI AD reorganisasi dilaksanakan sesuai perintah operasi Kasad Nomor: 01 tanggal 27 September 1984. Beberapa Kotama dilikuidasi, kemudian dibentuk Kotama baru. Kodam XV/Pattimura dan Kodam XVII/Cenderawasih dilikuidasi menjadi Kodam VIII/Trikora dan diresmikan pada tanggal 8 mei 1985 meliputi Maluku dan Irian Jaya. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/11/V/199 tanggal 7 Mei 1999 tentang perubahan nomor registrasi wilayah Kodam XVII/Trikora menjadi Kodam XVII/Trikora terhitung mulai tanggal 12 Mei 1999 dan hanya meliputi wilayah Irian Jaya.

          Dalam perjalanan sejarah selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Kasad nomor Skep/175/IX 2007 tanggal 26 September 2007, maka terhitung mulai tanggal 5 Oktober 2007 nomor Registrasi Kodam XVII/Trikora berubah menjadi Kodam XVII/Cenderawa-sih yang meliputi wilayah Papua dan Papua Barat serta membawahai 4 Korem dan 12 Kodim.

          Pada tanggal 17 Mei 2008 Kodam XVII/Cenderawasih genap berusia 45 tahun. Meski beragam hambatan menantang di medan tugas yang berat, Prajurit Kodam XVII/Cenderawasih maju melangkah bersama rakyat mencapai kejayaan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan stabilitas pertahanan yang mantap untuk menunjang pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Kodam XVII/Cenderawasih sejak dibentuknya dipimpin berturut-turut oleh :
• Brigjen TNI U Rukman (1963-1964)
• Brigjen TNI R. Kartidjo (1964-1966)
• Brigjen TNI Bintoro (1966-1968)
• Brigjen TNI Sarwo Edi Wibowo (1968-1970)
• Brigjen TNI Acub Zainal (1970-1973)
• Brigjen TNI Kisrad Sutrisno (1973-1975)
• Brigjen TNI Imam Munandar (1975-1978)
• Brigjen TNI C. I. Santoso (1978-1982)
• Brigjen TNI R. K. Sembiring Meliala (1982-1985)
• Mayjen TNI H. Simanjuntak (1985-1986)
• Mayjen TNI Setijana (1986-1987)
• Mayjen TNI Wismoyo Arismunandar (1987-1989)
• Mayjen TNI Abinowo (1989-1992)
• Mayjen TNI E. E. Mangindaan (1992-1993)
• Mayjen TNI Tarub (1993-1994)
• Mayjen TNI I Ketut Wirdana (1994-1995)
• Mayjen TNI Dunidja (1995-1996)
• Mayjen TNI Johny Lumintang (1996-1998)
• Mayjen TNI Amir Sembiring (1998-1999)
• Mayjen TNI Albert Ingkiriwang (1999-2000)
• Mayjen TNI Tonny A. Rompis (2000)
• Mayjen TNI Mahidin Simbolon (2001-2003)
• Mayjen TNI Nurdin Zaenal M.M. (2003-2005)
• Mayjen TNI George Toisuta (2005-2006)
• Mayjen TNI Zamroni S.E. (2006- 2007)
• Mayjen TNI Haryadi Soetanto (2007-2008)
• Mayjen TNI A.Y. Nasution (2008-sekarang)


Tidak ada komentar: